Twitter mengonfirmasi bahwa mereka sepakat menjual perusahaan ke pengusaha miliarder Elon Musk seharga $44 miliar, Selasa (26/4). Berdasarkan ketentuan kesepakatan, pemegang saham akan menerima $54,20 tunai untuk setiap saham Twitter yang mereka miliki, sesuai dengan penawaran asli Musk dan menandai 38 persen premium dari harga saham sehari sebelum Musk mengungkapkan sahamnya di perusahaan. “Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Elon dengan fokus pada nilai, kepastian, dan pembiayaan,” kata ketua dewan independen Twitter Bret Taylor dalam sebuah pernyataan dikutip CNN.
Dia menyebut kesepakatan itu “jalan terbaik ke depan bagi pemegang saham Twitter.”
Perjalanan panjang dilalui Musk untuk bisa membeli platform media sosial Twitter (TWTR). Mulai dari mengkritik, membeli saham sedikit, menolak masuk dewan direksi sampai akhirnya membeli perusahaan itu seharga $44 miliar. Sebelumnya, Elon Musk hanya membeli 9,2 persen saham Twitter dan menjadikannya sebagai pemegang saham individu terbesar. Sebagai bagian dari pembelian saham itu, ia diminta untuk masuk jajaran dewan direksi.
Namun ia menolak tawaran tersebut di hari yang sama ketika ia ditawarkan. Meski begitu, ia tetap melontarkan kicauan-kicauan soal potensi perombakan di Twitter. Jauh sebelum penawaran ini, Musk pernah divonis Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengeluarkan kicauan palsu dan menyesatkan usai menyatakan akan membeli semua saham Tesla senilai US$420 pada 2018. Angka itu dikatakan merujuk pada “budaya ganja” demi menyenangkan pacarnya.
Sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk mengajukan penawaran pembelian semua saham Twitter yang belum ia kuasai. Menurut data pengajuan di SEC, Kamis (14/4), Musk menawarkan untuk mengakuisisi saham di Twitter yang bukan miliknya seharga US$54,20 atau Rp778.282 (kurs Rp14,359 per dolar AS) per lembar saham.
“[Elon] mengajukan penawaran untuk membeli 100 persen [saham] Twitter dengan harga US$54,20 per saham dalam transaksi tunai dan kemudian menjadikannya [milik] pribadi,” demikian dikutip dari Forbes.
Musk menambahkan bahwa tawaran US$54,20 per lembar saham itu merupakan “penawaran terbaik dan terakhirnya”. Jika tidak diterima, dia akan “mempertimbangkan kembali” posisinya sebagai pemegang saham terbesar perusahaan. CEO Tesla dan SpaceX itu, pada data pengajuan tersebut mengungkapkan kepercayaannya pada potensi Twitter untuk menjadi platform kebebasan berbicara dan melayani “kebutuhan sosial mendesak”. Berdasarkan data SEC, penawaran itu dikirim kepada perusahaan pada Rabu (13/4) malam. Dengan penawaran Musk itu, valuasi Twitter diperkirakan mencapai US$43 miliar atau sekitar Rp621 juta triliun.